MAENPO CIANJUR



KETIKA CINTA TAK LAGI BERTASBIH

"Cinta membimbingku mendekati-Mu namun kemudian kegelisahan membawaku menjauhinya. Aku telah meninggalkan pembaringanku, cinta, karena takut pada hantu kelupaan yang bersembunyi di balik selimut kantuk. Bangun, bangun, cintaku, dan dengarkan aku. Aku mendengarkan-Mu, kekasihku! Aku mendengar panggilan-Mu dari dalam lautan dan merasakan kelembutan sayap-sayap-Mu. Aku telah menginggalkan pembaringanku dan berjalan di atas rerumputan. Embun malam membasahi kaki dan keliman pakaianku, di sini aku berdiri di bawah bunga-bunga pohon Almond, memperhatikan ruh-Mu."

"Cinta membimbingku mendekati-Mu namun kemudian kegelisahan membawaku menjauhinya. Aku telah meninggalkan pembaringanku, cinta, karena takut pada hantu kelupaan yang bersembunyi di balik selimut kantuk. Bangun, bangun, cintaku, dan dengarkan aku. Aku mendengarkan-Mu, kekasihku! Aku mendengar panggilan-Mu dari dalam lautan dan merasakan kelembutan sayap-sayap-Mu. Aku telah menginggalkan pembaringanku dan berjalan di atas rerumputan. Embun malam membasahi kaki dan keliman pakaianku, di sini aku berdiri di bawah bunga-bunga pohon Almond, memperhatikan ruh-Mu."
Demikian, sebuah karya monumental yang ditulis Kholil Gibran. Bagi Gibran cinta mengarahkan manusia pada Allah, dan karena cinta pula Allah mempertemukan diri-Nya kepada manusia. Lantaran itu dalam pandangan Gibran cinta sesungguhnya adalah cinta atas nama Allah dan cinta kepada Allah itu sendiri, karena segala sesuatu adalah pantulan dan imanensi dari Sang Mahacinta. Cinta kepada yang lain selain Allah, tetapi atas nama dan di dasarkan pada Allah akan membawa manusia dan alam semesta kepada persekutuan dengan Allah.
Ajaran islam sangat menjunjung tinggi dan memuliakan cinta, Rasulullah adalah penebar cinta pada setiap orang, tanpa memandang kasta , agama dan status social lainnya. Sebuah kiat menghadirkan cinta pernah disampaikan rasulullah, “ Tahaddu..Tahabbuuu..” saling member hadiahlah maka engkau akan saling mencintai….
Ada banyak cinta yang tumbuh dalam setiap diri seseorang. Cinta terhadap Ibu bapa, cinta terhadap, pasangan suami/istri, cinta terhadap saudara, cinta terhadap teman sampai cinta terhadap tumbuhan atau binatang..semuanya adalah anugerah yg Allah berikan kepada setiap insane.
Cinta didalam islam memiliki fitrah membangun, mengarahkan nya pada kehidupan yang lebih baik, yakni untuk mendapatkan cintanya sang kholik Allah SWT. Cinta inilah yang dalam perjalanannya mampu melahirkan untaian tasbih, menundukan seorang hamba kepada keagungan sang maha pencipta yang memiliki cinta sejati.
Tetapi selain cinta seperti diatas, ada pula cinta terhadap sesame atau benda yang dengannya seseorang semakin menjauh dari Allah, walaupun dia sendiri selalu mengelak akan jaraknya dengan tuhannya..inilah cinta dunia, dimana seseorang merasa dunia tersebut sebagai sebuah tempat yang sudah berhasil diraihnya, baginya tak ada lagi yang harus diperjuangkan dalam hidup selain kesenangan dan kepuasan yang hanya sesaat..cinta yang seperti ini bukan akan melahirkan untaian tasbih, melainkan hanya akan membekukan cintanya pada Tuhan.
Saudaraku…cinta yang seperti ini dapat terjadi ketika seseorang tidak menyandarkan cintanya pada sandaran yang sangat kuat yaitu Allah SWT. Rasulullah pernah berpesan “ Cintailah apa-apa yang engkau cintai sekedarnya saja, sebab mungkin suatu saat kamu akan membencinya..dan bencilah apa-apa yang engkau benci sekedarnya saja, sebab suatu saat mungkin engkau akan mencintainya…” pesan rasulullah tersebut ditujukan kepada seseorang yang sedang mencintai makhlukny, seperti mencintai apa yang dia senangi..para sahabat mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi inta diatas segala-galanya.
Saudaraku…jangan sampai cinta kita tak lagi bertasbih