NASYID bermuatan RUH Tinggi


Sahabat, masih ingat dengan nasyid-nasyid tempo dulu? wah...kalo mendengarkannya kembali, rasanya jiwa ini ingin kembali lagi kemasa dulu, karena ga bisa kembali lagi ya udah..dengarkan lagi aja ya, nasyidnya untuk mendownloadnya silahkan KLIK disini DOWNLOAD disini ANTARA DUA CINTA atau yang ini ni DOWNLOAD disini PERANTAUnah kalo sudah, jangan lupa tinggalkan komentarnya ya

BERGURU KEPADA UMAR 2


Namanya Umar bin Abdul Aziz bin Marwan, khalifah Bani Umaiyah, gelarannya Abu Hafs dan dianggap sebagai Khalifah Ar-rashidin kelima sesudah Saiyidina Ali. Beliau dilahirkan di Mesir di sebuah kampung yang bernama Hulwan pada tahun 61H (dalam satu riwayat yang lain tahun 63H), ketika ayahnya bertugas menjadi penguasa di tempat tersebut. Ibunya ialah Ummu A sim binti A sim ;cucu Saiyidina Umar Al- Khattab.

ISYARAT KEROHANIAN MENGENAI KEPEMIMPINANNYA

Imam Tarmizi meriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa khalifah Umar Al-Khattab berkata : "Dari kalangan zuriatku akan ada seorang lelaki ;berparut di wajahnya. Dia akan memenuhi dunia dengan keadilan." Ternyata isyarat in terjadi kepada Sayidina Umar bin Abdul Aziz, sewaktu kecil beliau telah dilukai seekor binatang tepat di dahinya. Bapaknya menyapu darah yang mengalir di kepalanya lantas berkata, "Kalau engkau lah lelaki berparut di dahi yang diisyaratkan itu, niscaya engkaulah orang yang bahagia."

Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Asakir. Di zaman pemerintahan Khalifah Al- Walid beliau dilantik menjadi gubernur Madinah dan pada tahun 99H beliau resmi menjadi khalifah sesudah wafatnya Khalifah Sulaiman bin Abd, Malik.

CIRI-CIRI TAJDIDNYA DAN SUASANA DI ZAMANNYA

Di zaman itu imperium Islam makin meluas, kerajaan banyak mengutus misi-misi ketenteraan untuk membuka negara Afrika, Khurasan dan lain-lain. Mayoritas umat Islam adalah baik karena mereka masih berada dalam lingkungan tiga kurun yang dijanjikan, namun Bani Umaiyah yang memerintah waktu itu memang terkenal dengan kehidupan mereka yang bermewah-mewah dan banyak melanggar perintah Allah.

Sistem kekhalifahan Bani Umaiyah mengikuti budaya para raja (monarki) dimana sistem itu bertentangan dengan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mengamalkan sistem Syura. Karena itulah Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengembalikan sistem pemerintahan yang dijalankan oleh Khulafaur Rasyidin. Pada hari pelantikannya Sayidina Umar bin Abdul Aziz naik ke atas mimbar masjid Umawi di Damsyik lalu mengistiharkan peletakan jabatannya dan tidak akan memerintah melainkan jika dilantik secara syura. Ketika beliau turun dari mimbar, orang banyak membaiahnya dan melantiknya sekali lagi menjadi khalifah berdasarkan sistem syura.

MENEGAKKAN KEADILAN

Beliau menegakkan keadilan di dalam pemerintahannya. Penguasa-penguasa yang zalim dipecat dan digantikan dengan orang yang lebih layak untuk memperbaiki keadaan masyarakat. Yahya Al-Ghassani menceritakan : Seorang gubernur menulis surat kepada beliau :

Wahai amirul mukminin, negeri kami ini telah rusak, alangkah baiknya jika tuan memberi jalan untuk memulihkan negeri kami. Khalifah Umar menjawab surat itu dengan berkata, Apabila engkau membaca suratku ini hendaklah engkau memagari negerimu dengan keadilan dan bersihkanlah jalan-jalannya dari kezaliman. Sesungguhnya itulah pemulihannya, wassalam.......

SANGAT MEMBELA KESEJAHTERAAN RAKYAT

Beliau sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya sehingga mereka merasa tercukupi segala keperluannya. Pernah terjadi di zamannya seorang lelaki membawa harta yang begitu besar jumlahnya kemudian ingin membagikan kepada yang memerlukan, namun tidak ada seorang pun yang datang untuk mengambil harta itu karena mereka telah tercukupi keperluannya.

Sebelum menjadi khalifah Saiyidina Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang hidup mewah dari harta yang halal. Namun begitu dilantik menjadi khalifah segala harta bendanya diserahkan kepada baitul mal, beliau begitu serius menjalankan amanah Allah hingga tidak ada waktu lagi untuk hal-hal lain. Isterinya meriwayatkan bahwa setiap kali beliau pulang ke rumah malam hari, beliau akan duduk di tempat sembahyang menangis dan berdoa hingga tertidur. Apabila beliau terjaga beliau menangis dan berdoa lagi dan begitulah seterusnya hingga subuh.

KEBERKATAN PIMPINANNYA

Malik bin Dinar (seorang ulama salaf yang terkenal) menceritakan bahwa ketika Umar bin Abdul Aziz naik menjadi khalifah para penggembala kambing di lembah dan kampung menjadi tertanya-tanya, siapakah gerangan lelaki soleh yang menjadi khalifah ini? Keadilannya menahan srigala dari menerkam kambing-kambing kami.

Pernah terjadi di zamannya Panglima Qutaibah bin Muslim ditugaskan memimpin misi membuka kota Samarkand yang masih Nasrani pada waktu itu. Qutaibah telah melaksanakan tugasnya dengan langsung menyerang Samarkand tanpa memberi tiga pilihan (masuk Islam, membayar jizyah atau perang) terlebih dahulu kepada penduduknya.

Pendeta-pendeta Samarkand tidak puas hati lalu mengutus surat melaporkan hal itu kepada khalifah Umar dan menuntut Qutaibah beserta tentaranya keluar dari Samarkand, karena mereka menaklukkannya tanpa mengikuti syariat. Khalifah mengakui perkara itu lantas mengarahkan agar tentaranya keluar dari Samarkand tanpa syarat. Tentara-tentara beliau pun patuh dan masyarakat Samarkand yang menyaksikan hal itu begitu terkesan dengan keadilan Islam hingga mereka beramai-ramai mengucapkan 2 kalimah syahadat. Dengan berkat kepemimpinannya juga zamannya merupakan zaman keemasan umat Islam dalam pemerintahan Bani Umaiyah.

KEDUDUKANNYA DI SISI PARA ULAMA

Umar bin Abdul Aziz bukan saja seorang pemimpin yang ditunjuk oleh Allah bahkan beliau juga seorang ulama yang ulung di zamannya. Disebutkan bahwa para alim ulama di zamannya hanyalah bertaraf murid-muridnya. Setiap malam beliau akan berkumpul dengan ahli-ahli fiqih untuk bermuzakarah.

Beliau wafat tahun 101H dalam usia 39 tahun, pemerintahannya yang penuh berkat itu hanya berlangsung 2 tahun. Ketika wafatnya khalifah, Musa bin AÕrun berkata, Pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz kambing kami digembala bersama-sama dengan serigala. Namun pada satu malam seekor serigala telah menerkam kambing kami. Tidak lain pasti lelaki soleh ini (Umar bin Abdul Aziz) telah wafat. Dan memang mereka mendapatkan beliau wafat pada malam tersebut.