"Berikan Hak-haknya.!!"


Pagi hari yang sejuk, agak gerimis. Aku kembali mengecek seluruh peralatan dan persediaan yang sudah dikemas sejak malam. Tepat jam 6 pagi aku meluncur kelokasi tempat berkumpul yang sudah dita’limatkan..waw! sudah ada yang datang, ya sudah ada tiga orang yang duluan datang. Satu-satu yang dating bertambah, kini sudah ada 35 orang, semua bersiap untuk berangkat. Bismillah…
Usai breefing perjalanan dimuali, kira-kira 300 kilo berlalu…beban dipundak mulai terasa, tidak ada yang tahu rutenya kemana, itu memang sengaja, beruntung , ya jalan saja. Perjalanan semakin jauh, tapi masih di jalan besar, walau demikian ko lutut berkali-kali hamper menyentuh dagu, wajah-wajah didepan dan dibelakang terlihat mulai meringis, tapi ada juga yang tampak tidak cape, wah..itu sepertinya bener-bener pejuang.
Jalan kini berbelok, masuk di setapak, agak becek sebab hujan gerimis sempat turun sebentar. Jarak satu dengan yang lain mulai ketara longgar, ada yang sudah didepan terlihat jauh, ada juga yg dibelakang belum kelihatan batang hidungnya.
Perjalanan mulai berliku, naik dan sesekali turun. Pemandangan pendaki mulai berpariasi, sesekali ada yang duduk melepas lelahnya, berdiri dan berjalan kembali walau tertatih bersama beban dipundaknya.
Tidak ada yang tahu kemana rute perjalanannya, semua percaya mengikuti komando panitia. Sekitar empat jam perjalanan, akhirnya lokasi kamping mulai terlihat. Alhamdulillah…tapi baru beberapa orang saja yang sudah sampai disitu 70 persennya masih dalam perjalanan. Semoga semua bias sampai.
Tepat disaat senja tiba, peserta terakhirpun sampai dengan kondisi yang tampak sangat lelah. Semua beristirahat sejenak, sampai kemudian beberapa acara disuguhkan.
Dua malam sudah. Ini adalah pagi hari, seluruh peserta berkumpul dilapangan untuk memulai perjalanan pulang. Lagi-lagi, tidak ada yang tahu rute kemana jalan pulang itu. Perjalanan pulang dimulai, jalan setapak kembali dipijak, kali ini tanahnya kering karena tidak ada hujan. Jalan terus melaju menurun dan sesekali naik, agak berat, sebab dipinggir jurang terjal menjadi pemandangan mengasyikan sekaligus mengerikan. Semua tampak kehabisan energy, sebab perjalanan naik seolah tanpa ujung. Ketika sesaat sebelum sampai nanti, masih ada acara yang harus diikuti peserta, semua membuat group dan harus mengambil symbol yang disiapkan panitia di lapangan.
Itulah cerita singkat sebuah perjalanan yang dilalui oleh hamper 70 orang peserta. Pelajaran Apa yang dapat diambil dari acara yang sepintas remeh temeh itu? Paling tidak ada beberapa pelajaran yang bisa diambil, pertama, keta’atan terhadap pemimpin. Yang kedua, Pengorbanan. Diantara peserta terdapat yang dengan legowo mengorbankan rutinitas pekerjaannya untuk sebuah panggilan perjuangan. Ketiga, kesabaran. Perjalanan yang panjang dan melelahkan, butuh sebuah kesabaran yang tinggi. Dan, banyak lagi pelajaran yang bisa diambil dari kegiatan tersebut. Sebab itu, pantaslah bila mereka kemudian mendapatkan hak-haknya sebagai prajurit, yaitu mendapatkan syal sebagai symbol penghargaan, prestasi atas perjalanan panjang yang sudah dilaluinya, sebenarnya masih ada satu acara yang seharusnya diikuti oleh peserta sebelum sampai ketempat tujuan, yaitu beregu dan mengambil syal sebagai symbol kemenangan, tetapi pimpinan mengatakan. “ Wahai saudaraku…acara ini adalah untuk menguji ketaatan, kesabaran, pengorbanan, dan kekuatan mereka dalam dakwah ini, dan ujian-ujian itu sudah mereka lampaui, aku berfikir peluh, lelah, lapar, menahan beban berat , ketsiqohan dan ketaatan yang sudah mereka lakukan sudak cukup menjadi bukti bahwa merekalah kader-kader teruji, lalu apakah kita mau menunda-nunda lagi yang menjadi hak mereka, yaitu segera mendapatkan syal sebagai symbol penghargaan dan prestasi buat mereka?” Segeralah berikan Hak-haknya!!! Dan janganlah sesekali kita termasuk orang-orang yang dzholim.