Pengakuan Darin Kepada Gurunya

Akhir-akhir ini media seperti detik.com, tv One dan sebangsanya kerap memberitakan misteri seputar Dariin atau DM secara berulang-ulang. Konten yang disajikan hanya mengupas serpihan-serpihan berita yang bersumber dari yang namanya "katanya". Kesengajaan yang dilakukan media-media tersebut telah membuat opini yang menjurus kearah fitnah. Mungkin goalnya satu, agar masyarakat memandang bahwa representasi Islam itu buruk karena selalu bergandengan dengan sex dan terorisme. Saya menganjurkan agar yang sebangsa media tersebut harus segera bertobat sebelum Tuhan Pemilik semua ini tunjukan kemurkaan-Nya.

Dalam tulisan ini saya ingin menyuguhkan sebuah pengakuan Guru Darin dan Darin sendiri seputar berita Media dan Koran-koran gossip yang gencar saat ini. Sebagai seorang muslim saya harus sampaikan ini agar kita tidak terjerumus kepada dosa-dosa yang hamper tidak terasa.

Islamedia - Nama Darin Mumtazah mencuat dalam beberapa hari ini, Siswi Kelas III satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur itu dikaitkan KPK dengan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq.

Apa yang menjadi penyebab KPK meminta kesaksian Darin tersebut, Berikut ini Penelusuran dari jurnalis atas keterangan Ibu Dewi selaku wakil kepala SMK tempat Dari bersekolah yang kami kutip dari TRIBUNnews .

Darin mengaku rekeningnya pernah menerima dana Rp 10 juta dari LHI yang merupakan pembayaran atas pekerjaan yang dilakukan Orang tuanya.

"Setelah orang-orang dari KPK datang ke sini (SMK), besoknya Darin datang ke sini. Saya tanya, ada masalah apa kamu dengan KPK? Katanya, 'Bu, ini masalahnya ada pekerjaan antara bapak dengan Pak Luthfi yang di TV itu. Nah, waktu pembayaran pekerjaan itu, rekening bapak bermasalah. Jadi, bapak pakai rekening saya'," kata Dewi, Wakil Kepala SMK yang terletak di kawasan Kebon Nanas, Jakarta Timur, Rabu (22/5).

Dewi meminta nama sekolahnya tidak dipublikasikan, karena dikhawatirkan berdampak buruk terhadap siswa-siswi dan guru.

"Lalu, saya tanya lagi. Memang Pak Luthfi ngirim uang berapa. Dia jawab, 'Cuma Rp 10 juta," kata Dewi.

Dewi menceritakan, Darin merupakan siswi kelas XII atau kelas III SMK. Dia mengambil jurusan multimedia. Namun, perempuan kelahiran Bondowoso, 29 Maret 1994 itu tak datang lagi ke sekolah setelah bertemu dengannya tiga hari setelah Ujian Nasional (UN), tepatnya 21 April 2013.

"Terakhir di sekolah saat ujian nasional hari terakhir, 18 April. Darin bertemu dengan saya setelah itu, setelah orang dari KPK datang ke sini," kata Dewi.

20 April lalu, berselang dua hari Darin mengikuti Ujian Nasional, sejumlah petugas dengan mengenakan identitas dan membawa surat tugas dari KPK mendatangi sekolah tersebut untuk mencari Darin. Namun, pihak sekolah tak banyak membantu karena memang tidak mengetahui keberadaan perempuan keturunan Arab tersebut.

"Kami baru tahu setelah ramai ada kasus belakangan. Karena petugas KPK datang pas dua hari setelah ujian, tapi enggak ada keberadaan dia. Besoknya, baru si Darin datang ke sini dan ketemu sama saya," papar Dewi.

Dalam pertemuan empat mata itu, Darin mengutarakan sejumlah hal terkait dirinya yang dicari-cari pihak KPK.

"Lalu, saya panggil si Darin. ada urusan apa sama KPK sampai kamu dipanggil ke kantor KPK. Dia bilang, katanya orang KPK itu datang karena bapak saya. Ke saya, si Darin mengakunya enggak begitu kenal sama Pak Luthfi Hasan itu. Saya tanya lagi, kenapa sampai nyari-nyari kamu dan kata orang KPK-nya sudah sampaikan surat panggilan ke rumah, tapi enggak datang. Setelah itu, dia baru cerita soal rekeningnya yang dipakai sama bapaknya," terangnya.

Kepada Dewi, Darin mengakui menerima panggilan dari KPK untuk pemeriksaan sebagai saksi pada 12 April 2013. Dia mengaku enggan datang karena masih bingung dan perlu minta pendapat dengan kedua orangtuanya, Ny Fidar alias Umi, dan Ziad Baladzam.

Masih menurut keterangan Dewi, Darin sebenarnya bersedia datang, memenuhi panggilan penyidik KPK. "Saya juga enggak enak lah digosipin macam-macam sama Pak Luthfi," kata Darin ditirukan Dewi.

Katanya, tambah Dewi, 'Bu, saya mau ngobrol-ngobrol dulu sama orangtua, kan saya punya hak'. Saya bilang, ya sudah, selesaikan yah. Tapi, saya enggak tahu kenapa dia sampai dua kali dipanggil KPK enggak datang."

Di hadapan Dewi, Darin sampai bersumpah demi Tuhan, dirinya tidak mempunyai hubungan khusus dengan Luthfi.

"Dia sumpah ke saya, enggak ada hubungan apa-apa dengan Pak Luthfi. Katanya baru kenal dan belum lama. Dan kenalnya juga karena terkait keperluan bapaknya,